Home » » Sistem Reproduksi Pada Manusia

Sistem Reproduksi Pada Manusia


Organ Reproduksi Pria
Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot. Manusia dikelompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris karena satu individu memiliki satu alat kelamin.

Sistem reproduksi manusia, baik laki-laki maupun wanita, memiliki empat komponen utama dalam sistem reproduksinya, yaitu:
1. Organ penghasil sel kelamin,
2. Saluran reproduksi,
3. Kelenjar tambahan, dan
4. Alat kopulasi (senggama)

A. Sistem Reproduksi Pria
Sistem reproduksi pria dirancang untuk menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan sperma. Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari:
  • Alat kelamin luar : terdiri dari skrotum dan penis.
  • Alat kelamin dalam : terdiri atas testis, kelenjar aksesori dan tubulus.

Struktur Organ Reproduksi Pria


a. Testis
Testis merupakan bagian alat kelamin yang berfungsi menghasilkan sperma dan hormon testosteron. Di dalam testis terdapat beberapa bagian sebagai berikut.
1) Tubulus seminiferus : saluran berkelok-kelok tempat pembentukan sperma (terjadi spermatogenesis).
2) Sel leydig (sel intestisial) : berfungsi menghasilkan hormon testosteron.
3) Tunica albicans : lapisan pembungkus testis, berupa lapisan fibrosa.
4) Sel sertoli : berfungsi untuk menyediakan makanan bagi sperma.
       b. Skrotum
Merupakan sebuah kantung yang berfungsi untuk menjaga agar suhu testis di bawah suhu tubuh atau tidak jauh di bawah suhu tubuh. Ketika udara di luar skrotum rendah, skrotum akan mendekat pada tubuh (mengerut) supaya testis mendapat suhu lebih tinggi. Sebaliknya, jika suhu normal, skrotum akan menjauhi tubuh supaya suhu testis tidak terlalu tinggi. Hal ini disebabkan karena spermatogenesis tidak berlangsung baik pada suhu tubuh normal manusia.          
       c. Vas deferens
Berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra (saluran air seni yang juga sebagai saluran ejakulasi sperma). Di bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran ini, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesica seminali
       d. Epididimis
Sebuah saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan sperma.
       e. Uretra
Uretra merupakan saluran sperma. Uretra berfungsi membawa sperma ke luar tubuh.
       f. Tubulus recti
Tempat bermuaranya saluran dari tubulus seminiferus.
       g. Penis
Penis merupakan alat kopulasi. Kopulasi merupakan peristiwa masuknya penis ke dalam vagina untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel sperma).
       h. Kelenjar tambahan
1)         Kantung semen (vesica seminalis)
     Kantung penampung semen (pemberi nutrisi bagi sperma).
2)         Kelenjar prostat
     Menghasilkan cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (cairan ini berfungsi untuk melindungi sperma dari suasana asam yang membahayakan sperma saat berada di dalam vagina sehingga sperma dapat bergerak aktif.
3)         Kelenjar Cowper (Bolbouretra)
     Berfungsi menghasilkan cairan pelicin (lendir) dan menambah cairan semen.

2.    Sistem Reproduksi wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari:
  • Alat kelamin luar (eksternal), meliputi klitoris, labia mayora dan labia minora, lubang saluran kencing, lubang vagina, fundus (lipatan paha).
  • Alat kelamin dalam (internal), meliputi sepasang ovarium (gonad), tuba fallopi (oviduk), dan uterus (rahim).

Struktur Organ Reproduksi Wanita


a.  Ovarium (indung telur)
     Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon (estrogen dan progesteron). Proses pembentukan ovum di ovarium bersiklus selama 30 hari sekali dan disebut oogenesis,. Sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi.

b. Tuba fallopi (oviduk)
     Merupakan saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan kiri) dengan panjang 12 cm. Bentuknya mirip corong dan berfungsi untuk menangkap sel telur (ovum) serta menyalurkan ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia yang terdapat di dinding tuba fallopi. Pada saluran inilah terjadi pembuahan ovum oleh sperma.
c. Rahim (uterus)
     Organ ini berbentuk seperti kantong dan berfungsi sebagai tempat implantasi embrio (ovum yang dibuahi sperma akan menjadi embrio). Dinding rahim tersusun atas tiga lapis jaringan, yaitu lapisan luar (serosa), lapisan tengah (myometrium) dan lapisan dalam (endometrium).
Pada saat ovulasi, dinding rahim menebal. Namun jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim yang seharusnya menjadi tempat melekat (implan) embrio akan meluruh. Peristiwa ini disebut menstruasi.
Aktivitas ovulasi dan menstruasi memiliki empat tahapan:
1) Tahap menstruasi; tahap dikeluarkannya dinding rahim dari dalam tubuh karena kurangnya kadar hormon progesteron.
2) Tahap praovulasi ; masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium karena dipicu oleh hormon estrogen.
3) Tahap ovulasi; Keluarnya sel telur dari ovarium.
4) Tahap pascaovulasi ; masa kemunduran sel telur jika tidak terjadi pembuahan. Tahap ini terjadi penambahan junlah hormon progesteron sehingga dinding rahim menebal. Jika tidak terjadi pembuahan maka dinding sel akan meluruh, disebabkan berkurangnya hormon progesteron.
d. Vagina
     Merupakan alat kopulasi wanita sekaligus jalan keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia. Selain sebagai organ kelamin, vagina juga berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan dinding endometrium yang meluruh saat menstruasi.

3.    Sperma dan Ovum
Sel sperma dan sel telur memiliki tahap pembentukan yang berbeda dengan sel tubuh. Sel kelamin terbentuk melalui pembelahan meiosis. Selama pembelahan, setiap sel membelah dua kali berturut-turut sehingga membentuk empat sel anakan. Satu spermatosit akan membentuk empat sperma matang. Sedangkan pada sel telur, satu oosit akan membentuk satu ovum fungsional yang ukurannya lebih besar dari tiga ovum disfungsional lainnya. Ukuran sel telur jauh lebih besar dari sel sperma, oleh karena itu saat akan terjadi pembuahan ribuan sel sperma berebut uuntuk bisa membuahi sebuah sel telur saja.

4.    Fertilisasi dan Perkembangan Embrio
       Fertilisasi merupakan peristiwa meleburnya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum) menghasilkan zigot. Pada peristiwa ini, sel telur hanya akan dibuahi oleh satu sel sperma. Dengan fertilisasi, bersatu pula materi genetik pembawa sifat dari dua individu. Sifat induk jantan akan berpadu dengan sifat induk betina. Zigot yang terbentuk akan berkembang menjadi embrio.
       Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan embrio.
a. Zigot: hasil peleburan sel kelamin jantan dengan betina.
b. Morula: kumpulan sel berbentuk bola yang merupakan hasil pembelahan sel secara terus menerus dari zigot.
c. Blastula: kumpulan sel berbentuk bola yang berongga. Rongga ini disebut blastocoel dan semula berisi cadangan makanan.
d. Gastrula: kumpulan sel yang terdiri dari tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm). Ketiga lapisan ini terbentuk dari hasil migrasi (pengkutuban) sel-sel blastula.
e. Morfogenesis dan organogenesis: Tahap pembentukan organ dan morfologi tubuh.
Ketika embrio menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta dan tiga sistem membran yang terdiri dari :
a. Amnion: membungkus embrio dan menghasilkan cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari benturan.
b. Korion: lapisan tempat terjadinya pertukaran unsur makanan, limbah metabolisme, antibodi antara ibu dan embrio.
c. Alantois: membran yang menghubungkan embrio dengan ibu, membran inilah yang kemudian akan membentuk plasenta (tali pusar).
5.    Hormon yang berperan dalam tahapan menstruasi
a. Fase menstruasi: hormon yang berpengaruh adalah estrogen dan progresteron yang berfungsi menebalkan endometrium. Saat menstruasi, hormon ini mengalami reduksi dan dinding endometrium robek dan meluruh.
b. Fase praovulasi: hormon yang berperan adalah FSH dan LH yang merangsang sel-sel folikel menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
c. Fase ovulasi: Hormon yang berperan adalah LH (Luthenizing Hormon).
d. Fase pascaovulasi: FSH (Folikel Stimulating Hormon).
6.    Hormon kehamilan dan persalinan
a. Estrogen dan progesteron sampai bulan ke-4 untuk menjaga penebalan dinding uterus dan menjaga kebutuhan zigot.
b. HCG, yang dihasilkan plasenta.
c. Hormon relaksin (dihasilkan plasenta) yang mempengaruhi fleksibilitas simfisis pubis (tulang kelamin) dan organ lainnya untuk mempermudah kelahiran.
d. Oksitosin memacu kontraksi uterus untuk melepaskan janin.
7.    Prinsip kontrasepsi dalam reproduksi
a. KB susuk, suntik dan pil, bekerja dengan menghambat atau menghentikan secara hormonal terjadinya ovulasi dengan sintetik progestin dan estrogen.
b. Diafragma atau spiral (IUD) bagi perempuan untuk menghambat bertemunya spema dengan ovum secara mekanik, bagi laki-laki menggunakan kondom.
c. Spermatisida, jeli, buih, atau vaginal doushe untuk mencegah bertemunya sperma dan sel telur .
d. Sterilisasi, yaitu vasektomi pada laki-laki (pemotongan saluran sperma) dan tubektomi pada perempuan (pemutusan saluran telur).
e. Kalender, yaitu hubungan kelamin dilakukan pada waktu hari-hari dimana wanita sedang tidak dalam masa subur.
8.    Penyakit Menular Seksual pada Organ Reproduksi
a. Penyakit Menular Seksual (PMS) yang diakibatkan oleh virus
1) AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit berupa menurunnya kekebalan tubuh pada penderitanya. Hal ini dikarenakan limfosit (penghasil antibodi) dihancurkan oleh HIV (Human Immunideficiency Virus).
     Cara penularan HIV melalui:
1.    Hubungan seksual dengan penderita HIV/ AIDS.
2.    Ibu yang menginfeksi janin yang dikandungnya atau lewat ASI.
3.    Jarum suntik yang tidak steril dan digunakan secara bergantian (narkoba).
4.    Transfusi darah yang tercemar virus HIV.
2) Herpes : diakibatkan oleh virus Herpes simplex. Gejalanya adalah pembengkakakan kelenjar di lipatan paha, demam, nyeri serta munculnya bintil kemerahan di alat kelamin yang terasa perih dan panas.
b. Penyakit Menular Seksual (PMS) yang diakibatkan oleh Jamur dan Protozoa
1) Kandidiasis : disebabkan oleh Candidia albicans. Gejalanya adalah keluarnya cairan keputihan pada vagina, gatal, dan kemerahan di sekitar alat kelamin berbusa dan jika akut akan mengeluarkan cairan berwarna kehijauan dengan bau busuk.
2) Trikomoniasis : disebabkan oleh protozoa Trychomonas vaginalis. Gejalanya adalah keluarnya cairan keputihan pada vagina, gatal, dan jika parah akan mengeluarkan cairan berwarna kehijauan dengan bau busuk.
c. Penyakit Menular Seksual yang diakibatkan oleh Bakteri
1) Sipilis : disebut juga Raja Singa. Penyebabnya adalah infeksi bakteri Treponema pallidum. Gejalanya adalah munculnya luka di sekitar labia kemaluan atau leher rahim pada wanita, sedangkan pada laki-laki muncul luka berdarah di sekeliling penis. Pada tahapan selanjutnya dapat menyerang organ dalam seperti otak, jantung, pembuluh darah, sumsum tulang belakang dan saraf dan dapat mengakibatkan kematian yang menyakitkan.
2) Gonorhoe : disebabkan oleh bakteri Nisseria gonorhoe. Gejala yang ditunjukkan pada laki-laki dan perempuan berbeda. Pada laki-laki ditandai dengan munculnya rasa nyeri saat ereksi atau buang air seni, kemudian diikuti kencing nanah terutama di pagi hari. Pada wanita ditandai dengan nyeri di perut bagian bawah, nyeri pada kelamin, keputihan dan rasa perih menyengat saat buang air kecil
3) Klamidiasis : Ditandai dengan pengeluaran darah pada alat kelamin dan gejalanya mirip dengan Gonorhoe, namun penyebabnya adalah Chlamidia trachomatis.
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : IPA Edukasi | Rumah Belajar IPA | Belajar IPA itu menyenangkan
Copyright © 2013. IPA Edukasi - Blognya Guru di Gunung Muria
Template Created by IPA Edukasi Published by Supena, S.Pd
Proudly powered by Supena, S.Pd